KETULUSAN
JONNA
Ani Qudsiy*
Di
sebuah peternakan kecil, hidup seekor ayam jantan bernama Jonna beserta
teman-teman lainnya. Bagaimana pun juga Jonna harus tetap semangat. Ia tidak
perlu bersedih untuk sesuatu yang tidak merugikan dirinya. Dia memang
ditakdirkan lahir dengan bentuk fisik yang kurang sempurna. Badannya kecil,
pendek, dan kurus. Maka, tidak heran kalau teman-temannya selalu kesal dan mengejeknya.
Setiap
pagi Jonna selalu berkokok membangunkan teman-temannya. Ia berjanji pada
dirinya sendiri, supaya berbahagia selalu setiap hari. Bagi Jonna tidak ada hal
yang paling menyedihkan di dunia ini kecuali tidak punya teman.
“Berisik
sekali sih Jon?” Kimo si anjing jantan kesal mendengar suara Jonna.
Gido
si kuda juga tak ketinggalan menyalahkan Jonna, “apa kamu tidak lihat masih
gelap begini sudah berisik?”
Disusul
juga Kibo si kerbau, “kita semua capek, setiap hari harus bekerja pada majikan.
Tapi, kalau setiap pagi buta kamu sudah berisik, itu akan membuat kita malas
bekerja akibat kurang tidur.”
“Maafkan
aku teman-teman, aku sudah terbiasa bangun pagi jadi sekali lagi aku minta maaf
telah membuat kalian kesal”, pinta Jonna.
“Sudahlah,
kita sudah bosan mendengar kamu setiap hari minta maaf”, keluh Kibo si kerbau.
Jonna
merasa sedih. Namun, kesedihannya tidak dibuat berlarut-larut. Akhirnya, pagi
itu dia berniat membuat sarapan istimewa sebagai bentuk permintaan maaf kepada
teman-temannya.
Teman-teman
Jonna berterima kasih dengan serentak, “Terima kasih Jon!!!”.
Hati
Jonna terasa lega setelah mendengar keceriaan dari teman-temannya pulih
kembali. Akhirnya teman-temannya berpamitan untuk berangkat kerja.
Jonna
merasa iri kepada teman-temannya. Dia merasa teman-temannya hidupnya bahagia
karena bisa membantu sang majikan bekerja.
Kimo
si anjing jantan setiap harinya menjaga rumah majikan, barangkali ada tindak
kejahatan yang mengintai. Gido si kuda, setiap hari dia mengantar majikan pergi
ke sana ke mari. Tanpa Gido sepertinya aktifitas majikan akan kacau. Kibo si
kerbau justru hidupnya malah lebih bermanfaat. Dia disewakan kepada petani
untuk membajak sawah. Tanpa Kibo, pasti manusia kelaparan soalnya tanah
gersang, tumbuhan susah tumbuh kalau di tanah yang tidak gembur.
***
Akhir-akhir
ini, Jonna merasa dirinya tidak berguna. Entah apa yang bisa membuatnya patah
semangat tidak seperti biasanya. Ia sedih jika setiap hari harus menjaga
peternakan terus. Pekerjaannya setiap hari hanya membuat makanan untuk
teman-temannya. Dia merasa tidak berguna karena tidak bisa ikut membantu
pekerjaan majikannya seperti teman-temannya yang lain.
“Aku
pasti dianggap lemah oleh majikanku. Badanku kurus, pendek, kecil, tampak tidak
sehat seperti teman-temanku. Aku adalah ayam jantan yang tidak berguna”, keluh
Jonna dengan emosi.
Sebenarnya,
keluhan Jonna setiap hari didengar oleh penghuni lain yang selalu menemani
tanpa sepengetahuan Jonna. Dia adalah Cici si Cicak. Cici si Cicak akhirnya
melaporkan keluhan Jonna yang tidak seperti biasanya ke Kibo si kerbau.
Mendengar
laporan yang telah disampaikan Cici si Cicak, teman-teman Jonna pun merasa iba.
Mereka mencari solusi untuk menghibur Jonna.
***
Hari
minggu adalah hari libur bagi seluruh penghuni peternakan. Sesuai perjanjian,
maka setiap hari libur Jonna dilarang berkokok pagi buta. Teman-temannya merasa
butuh kenyenyakan sampai siang untuk istirahat. Jonna pun mengerti, maka setiap
libur pula dia pergi keluar jauh dari peternakan untuk berkokok.
Saat
Jonna pergi, teman-temannya telah menyiapkan rencana. Mereka, akan membuat
pesta kecil supaya Jonna tidak merasa kesepian. Mereka akan membuktikan kalau
sebenarnya mereka sayang Jonna.
Maka,
selepas pulang Jonna pun terkejut dengan keriuhan di balik pintu.
“Hai,
Jon. Ini pesta untukmu. Kita menyayangimu”.
“Terima
kasih, aku juga menyayangi kalian”, Jon terharu.
“Kau
tahu Jon kalau kamu sangat berarti buat kita.” Seru Gido si kuda.
“Tanpamu,
setiap pagi kita tidak akan bisa sarapan karena kita selalu bangun siang tidak
sempat membuat menu sarapan.” Kata Kimo si anjing jantan.
“Ini
yang paling penting Jon, tanpamu mereka pasti dimarahi majikan setiap hari
karena datang terlambat untuk membantu bekerja.” Kata Cici si cicak.
“Waow…
siapa yang berbicara?”, Tanya Jonna.
“Sebenarnya,
ada Cici yang selama ini menjadi mata-mata untuk meenjagamu Jon, lihat ke atas
!!!” jelas Kibo si kerbau.
“Ouh
terima kasih teman-temanku, aku sangat menyayangi kalian semua”.
Jonna
mengerti akan semua perlakuan dari teman-temannya. Meskipun teman-temannya
selalu kesal dengannya tapi karena ketulusannya untuk selalu menyayanginya maka
Jonna pun mendapatkan balasannya. Teman-temannya pun menyayanginya seperti dia
menyayangi teman-temannya dengan ketulusan
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar