KISAH
SEBUAH KURMA
Ani
Qudsiy*
Ketika
musim buah kurma di Negara Arab telah tiba, maka hal itu sebagai pertanda musim
keberuntungan. Penduduk Arab akan memanen pohon kurma yang berbuah lebat. Buah
kurma yang telah dipanen kemudian dijual ke luar Negara Arab.
Setelah
kembali berdagang, penduduk Arab sudah pasti akan mendapatkan keuntungan berlipat
ganda. Oleh karena itu, penduduk Arab senang menyebut musim kurma sebagai musim
keberuntungan.
Suatu
ketika terjadilah peristiwa yang menghebohkan di halaman rumah seseorang.
Terlihat, seorang anak laki-laki kecil sedang bermain di depan halaman
rumahnya. Anak laki-laki itu melihat buah kurma yang jatuh dari pohonnya. Ia
pun segera berlari dan mengambil buah kurma tersebut.
Anak
laki-laki itu tampak riang sekali mendapatkan buah kurma itu. Karena jarang
makan buah kurma, akhirnya dengan segera ia memakannya.
Sebelum
anak laki-laki itu merasakan manisnya buah kurma, terdengar suara keras dari
ujung pintu sebelah rumahnya. Orang itu bernama Pak Kaya.
“Hai…
anak laki-laki, kemari !!!”
Kemudian mendekatlah anak laki-laki tersebut
kepada Pak Kaya.
“Keluarkan
buah kurma yang ada di mulutmu itu !!!”
Kemudian,
dengan badan gemetar, anak laki-laki itu mengeluarkan buah kurma yang ada di
mulutnya.
Mendengar
suara keras dari luar rumah, akhirnya ayah anak laki-laki yang bernama Pak
Miskin pun keluar rumah dan menyusul anak laki-lakinya.
“Apa
yang terjadi ???” Tanya Pak Miskin kepada anaknya.
Anak
laki-laki itu pun segera menceritakan apa yang telah terjadi. Setelah mendengar
penjelasan dari anak laki-lakinya, maka Pak Miskin segera meminta maaf kepada
Pak Kaya atas perbuatan anaknya.
“Maafkan
anakku yang tidak meminta izin dahulu kepadamu Pak Kaya”.
“Baiklah,
aku terima permintaan maaf darimu”.
***
Di
seberang jalan, terlihat seorang laki-laki tua yang bernama Pak Derma mendengar
percakapan diantara mereka. Kemudian, Pak Derma pun segera mendekat dan memberi
nasehat kepada Pak Kaya.
“Lihatlah,
pohon kurma di halaman rumahmu yang terlalu lebat buahnya sampai buahnya
menggantung ke rumah tetangga, pantas saja kalau buahnya jatuh ke halaman
tetanggamu”.
“Ya,
pohon kurma milikku memang sangat hebat” Acuh Pak Kaya.
“Apa
kau ingin menjual pohon kurma itu kepadaku ???” Tanya Pak Derma.
“Tidak,
kecuali dengan satu syarat.”
“Katakan
saja apa syaratnya ?”
“Tukarlah
pohon kurma milikku dengan empat puluh pohon kurma.”
Meskipun
Pak Derma tidak menyangka persyaratan dari Pak Kaya, akhirnya Pak Derma pun
segera menyangupinya.
Pohon
kurma milik Pak Kaya akhirnya dihadiahkan Pak Derma kepada Pak Miskin.
Pak
Kaya tampak sangat bahagia mendapatkan sebidang kebun yang luas penuh dengan
pohon kurma. Ia pun merawat kebun kurmanya sehingga terlihat sangat subur.
***
Musim
panen kurma kembali tiba. Pohon kurma Pak Kaya dan Pak Miskin berbuah lebat. Pak
kaya takut para tetangga meminta buah kurmanya, akhirnya Pak Kaya berniat untuk
memanen buah kurmanya ketika malam hari.
Ketika
malam tiba, cuaca sangat mendung dan tampak tidak bersahabat. Pak Kaya sangat
lelah mengurus kebun kurmanya, sampai akhirnya ia tertidur dan tidak sadar
kalau sudah bangun kesiangan. Terlihat ia berjalan tergopoh-gopoh menyusuri
kebunnya yang tampak gelap seperti masih malam. Pak Kaya segera curiga dengan
tanah yang panas dan bau hangus yang dihirupnya. Setelah sadar, Pak Kaya segera
menangis tersedu-sedu mendapati kebun kurmanya telah hangus akibat tersambar
petir semalam.
Pak
Kaya menyesal tidak memanen kurmanya pada siang hari. Kini ia telah mendapatkan
kebuntungan bukan keberuntungan karena sebuah kurma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar