Senin, 26 Mei 2014

Kisah Sebuah Kurma



KISAH SEBUAH KURMA
Ani Qudsiy*

Ketika musim buah kurma di Negara Arab telah tiba, maka hal itu sebagai pertanda musim keberuntungan. Penduduk Arab akan memanen pohon kurma yang berbuah lebat. Buah kurma yang telah dipanen kemudian dijual ke luar Negara Arab.
Setelah kembali berdagang, penduduk Arab sudah pasti akan mendapatkan keuntungan berlipat ganda. Oleh karena itu, penduduk Arab senang menyebut musim kurma sebagai musim keberuntungan.
Suatu ketika terjadilah peristiwa yang menghebohkan di halaman rumah seseorang. Terlihat, seorang anak laki-laki kecil sedang bermain di depan halaman rumahnya. Anak laki-laki itu melihat buah kurma yang jatuh dari pohonnya. Ia pun segera berlari dan mengambil buah kurma tersebut.
Anak laki-laki itu tampak riang sekali mendapatkan buah kurma itu. Karena jarang makan buah kurma, akhirnya dengan segera ia memakannya.
Sebelum anak laki-laki itu merasakan manisnya buah kurma, terdengar suara keras dari ujung pintu sebelah rumahnya. Orang itu bernama Pak Kaya.
“Hai… anak laki-laki, kemari !!!”
 Kemudian mendekatlah anak laki-laki tersebut kepada Pak Kaya.
“Keluarkan buah kurma yang ada di mulutmu itu !!!”
Kemudian, dengan badan gemetar, anak laki-laki itu mengeluarkan buah kurma yang ada di mulutnya.
Mendengar suara keras dari luar rumah, akhirnya ayah anak laki-laki yang bernama Pak Miskin pun keluar rumah dan menyusul anak laki-lakinya.
“Apa yang terjadi ???” Tanya Pak Miskin kepada anaknya.
Anak laki-laki itu pun segera menceritakan apa yang telah terjadi. Setelah mendengar penjelasan dari anak laki-lakinya, maka Pak Miskin segera meminta maaf kepada Pak Kaya atas perbuatan anaknya.
“Maafkan anakku yang tidak meminta izin dahulu kepadamu Pak Kaya”.
“Baiklah, aku terima permintaan maaf darimu”.
***
Di seberang jalan, terlihat seorang laki-laki tua yang bernama Pak Derma mendengar percakapan diantara mereka. Kemudian, Pak Derma pun segera mendekat dan memberi nasehat kepada Pak Kaya.
“Lihatlah, pohon kurma di halaman rumahmu yang terlalu lebat buahnya sampai buahnya menggantung ke rumah tetangga, pantas saja kalau buahnya jatuh ke halaman tetanggamu”.
“Ya, pohon kurma milikku memang sangat hebat” Acuh Pak Kaya.
“Apa kau ingin menjual pohon kurma itu kepadaku ???” Tanya Pak Derma.
“Tidak, kecuali dengan satu syarat.”
“Katakan saja apa syaratnya ?”
“Tukarlah pohon kurma milikku dengan empat puluh pohon kurma.”
Meskipun Pak Derma tidak menyangka persyaratan dari Pak Kaya, akhirnya Pak Derma pun segera menyangupinya.
Pohon kurma milik Pak Kaya akhirnya dihadiahkan Pak Derma kepada Pak Miskin.
Pak Kaya tampak sangat bahagia mendapatkan sebidang kebun yang luas penuh dengan pohon kurma. Ia pun merawat kebun kurmanya sehingga terlihat sangat subur.
***
Musim panen kurma kembali tiba. Pohon kurma Pak Kaya dan Pak Miskin berbuah lebat. Pak kaya takut para tetangga meminta buah kurmanya, akhirnya Pak Kaya berniat untuk memanen buah kurmanya ketika malam hari.
Ketika malam tiba, cuaca sangat mendung dan tampak tidak bersahabat. Pak Kaya sangat lelah mengurus kebun kurmanya, sampai akhirnya ia tertidur dan tidak sadar kalau sudah bangun kesiangan. Terlihat ia berjalan tergopoh-gopoh menyusuri kebunnya yang tampak gelap seperti masih malam. Pak Kaya segera curiga dengan tanah yang panas dan bau hangus yang dihirupnya. Setelah sadar, Pak Kaya segera menangis tersedu-sedu mendapati kebun kurmanya telah hangus akibat tersambar petir semalam.
Pak Kaya menyesal tidak memanen kurmanya pada siang hari. Kini ia telah mendapatkan kebuntungan bukan keberuntungan karena sebuah kurma.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar