Pak
Do’on, Menuai Buah
Ani Qudsiy*
Di sebuah desa
terpencil nan gersang, hiduplah seorang Petani bersama Kerbaunya. Petani itu
bernama pak Do’on, sedang kerbau kesayangannya bernama si Jali. pak Do’on
adalah seorang petani yang giat bekerja. Ia pandai mengolah ladangnya yang subur. Si Jali adalah kerbau
yang rajin. Pak Do’on sangat menyayanginya.
Musim pergantian telah
tiba. Jagungnya yang biasa tumbuh hijau subur, seketika daunnya berubah kuning
dan semakin mengering. Akibatnya, Pak Do’on terancam gagal panen. Musim ini,
membuat pak Do’on semakin sedih. Si Jali menjadi ikut sedih.
Jali ikut sedih karena
tidak bisa membantu pak Do’on. “Jangan sedih pak, kita coba menanam jagung lagi”
hibur Jali.
“Aku bukan sedih karena
memikirkan panen kita yang gagal. Aku sedang berfikir bagaimana mencari
bibit-bibit jagung lagi. Kita tidak punya uang buat beli bibit-bibit baru”
keluh pak Do’on.
Malam
telah
tiba. pak Do’on mengajak Jali mencari kerja. Jali setuju dengan ajakan majikannya.
Besok pagi mereka berangkat. Dengan bekerja, badan Jali jadi tidak gatal. Jali
tak sabar menanti matahari muncul. Karena dengan sinar-sinarnya yang menyelorot
keemasan Jali bisa lebih hangat.
“Tuhan melihat kita.
Makanya, kita harus semangat Li, biar Tuhan memberi kita rizki” hibur pak Do’on.
Ternyata, Jali dan pak
Do’on telah jauh menyusuri hutan. Di tengah perjalanan, pak Do’on bertemu
dengan seseorang. Orang tersebut bernama Pak Hari. Ia sedang bingung mencari tanaman
pembasmi hama. Katanya, tanaman itu bisa dijadikan ramuan pembasmi. Setelah
lama ngobrol, mereka jadi semakin akrab. Pak Hari mengadu tentang musibah yang
telah dialaminya. Sawahnya yang luas diserang hama wereng.
Ternyata nasib mereka
sekarang sama. Pak Do’on kemudian ganti bercerita tentang musibah yang sedang
dialaminya. Ladang jagungnya gagal panen akibat pergantian musim yang sedang
melanda daerahnya.
Akhirnya, pak Do’on
menawarkan bantuan kepada pak Hari. Dengan pengalamannya, pak Do’on membuat ramuan hasil temuannya sendiri.
Ramuan pembasmi hama yang diracik oleh pak Do’on memang terbukti manjur.
Buktinya, tahun lalu pak Do’on berhasil mengusir wereng yang menyerang sawahnya.
Pak Hari merasa tidak enak.
“Kalau Pak Hari
berkenan bolehkah saya membantu bapak?”
“Tidak usah
repot-repot. Kita kan baru kenal pak, masa saya langsung merepotkan bapak....”
Pak Hari menjawab dengan wajah yang terlihat malu.
“Saya dengan tulus berniat
membantu. Ini adalah bantuan dari Tuhan
yang diberikan lewat perantara saya” pak Do’on menjawab dengan rendah hati.
Setelah pak Hari
bersedia menerima bantuan dari pak Do’on, mereka lalu bersama-sama menuju rumah
pak Hari.
Esok
telah tiba. pak Do’on bersiap melaksanakan tugasnya. Ia meracik ramuan kapur
barus yang dicampur dengan bawang putih yang sudah dimemarkan kemudain ditambah
dengan air. Ramuan itu biasa digunakan pak Do’on untuk mengusir hama wereng.
Selese membuat ramuan, pak Doon dan pak Hari bekerja sama menyemprotkan ramuan.
Hasilnya wereng-wereng itu malah datang semakin banyak, sampai-sampai mereka
kualahan.
Tiba-tiba, Jali datang
dengan sahabatnya. Sahabatnya itu terbang kesana kemari. Ya,,, si Jalak kecil,
sahabatnya sejak dulu.
“Jalak aku butuh
bantuanmu…” teriak Jali.
Jalak mendekat lalu
bertanya, “apa yang bisa aku bantu Jali…” teriaknya juga.
“Ladang milik teman
majikanku diserang wereng, apakah kamu bisa membantu kami ???” Jawab Jali.
“Tentu saja. Kalau
begitu, aku akan memanggil teman-temanku yang lain. Aku akan mengkomando mereka,
supaya pasukaknku makan serangga bukan jagungnya” teriak Jalak sambil cekikikan
lalu terbang. Akhirnya datanglah, pasukan Jalak yang sangat banyak. Mereka
memakan wereng-wereng itu.
“Syukurlah, akhirnya
jagung-jagungku bisa selamat” kata pak Hari dengan mimik yang terlihat sangat
bahagia.
Pak Hari, berterima
kasih kepada pak Do’on Jali dan juga sahabatnya Jalak. Panen tiba, Panen jagung
milik pak Hari berlimpah. Pak Hari mengabarkan kebahagiaannya kepada pak Do’on.
Pak Hari mengunjungi pak Do’on dengan membawa bibit jagung.
Bibit jagung itu
ditanam pak Do’on di ladangnya. Si Jali bisa kembali bekerja membantu pak Do’on
membajak ladangnya. Begitu pula Jalak yang bahagia sudah diberi kepercayaan
supaya mencari makan di ladang milik pak Hari. Mereka semua sangat bahagia. Terutama
pak Do’on dan Jali yang menuai hasil kebaikannya yang tulus dalam membantu
orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar