Rabu, 28 Mei 2014

Pak Do’on, Menuai Buah





Pak Do’on, Menuai Buah

Ani Qudsiy*

Di sebuah desa terpencil nan gersang, hiduplah seorang Petani bersama Kerbaunya. Petani itu bernama pak Do’on, sedang kerbau kesayangannya bernama si Jali. pak Do’on adalah seorang petani yang giat bekerja. Ia pandai mengolah  ladangnya yang subur. Si Jali adalah kerbau yang rajin. Pak Do’on sangat menyayanginya.
Musim pergantian telah tiba. Jagungnya yang biasa tumbuh hijau subur, seketika daunnya berubah kuning dan semakin mengering. Akibatnya, Pak Do’on terancam gagal panen. Musim ini, membuat pak Do’on semakin sedih. Si Jali menjadi ikut sedih.
Jali ikut sedih karena tidak bisa membantu pak Do’on. “Jangan sedih pak, kita coba menanam jagung lagi” hibur Jali.
“Aku bukan sedih karena memikirkan panen kita yang gagal. Aku sedang berfikir bagaimana mencari bibit-bibit jagung lagi. Kita tidak punya uang buat beli bibit-bibit baru” keluh pak Do’on.

Malam telah tiba. pak Do’on mengajak Jali mencari kerja. Jali setuju dengan ajakan majikannya. Besok pagi mereka berangkat. Dengan bekerja, badan Jali jadi tidak gatal. Jali tak sabar menanti matahari muncul. Karena dengan sinar-sinarnya yang menyelorot keemasan Jali bisa lebih hangat.
“Tuhan melihat kita. Makanya, kita harus semangat Li, biar Tuhan memberi kita rizki” hibur pak Do’on.
Ternyata, Jali dan pak Do’on telah jauh menyusuri hutan. Di tengah perjalanan, pak Do’on bertemu dengan seseorang. Orang tersebut bernama Pak Hari. Ia sedang bingung mencari tanaman pembasmi hama. Katanya, tanaman itu bisa dijadikan ramuan pembasmi. Setelah lama ngobrol, mereka jadi semakin akrab. Pak Hari mengadu tentang musibah yang telah dialaminya. Sawahnya yang luas diserang hama wereng.

Ternyata nasib mereka sekarang sama. Pak Do’on kemudian ganti bercerita tentang musibah yang sedang dialaminya. Ladang jagungnya gagal panen akibat pergantian musim yang sedang melanda daerahnya.
Akhirnya, pak Do’on menawarkan bantuan kepada pak Hari. Dengan pengalamannya,  pak Do’on membuat ramuan hasil temuannya sendiri. Ramuan pembasmi hama yang diracik oleh pak Do’on memang terbukti manjur. Buktinya, tahun lalu pak Do’on berhasil mengusir wereng yang menyerang sawahnya. Pak Hari merasa tidak enak.
“Kalau Pak Hari berkenan bolehkah saya membantu bapak?”
“Tidak usah repot-repot. Kita kan baru kenal pak, masa saya langsung merepotkan bapak....” Pak Hari menjawab dengan wajah yang terlihat malu.
“Saya dengan tulus berniat membantu.  Ini adalah bantuan dari Tuhan yang diberikan lewat perantara saya” pak Do’on menjawab dengan rendah hati.
Setelah pak Hari bersedia menerima bantuan dari pak Do’on, mereka lalu bersama-sama menuju rumah pak Hari.

Esok telah tiba. pak Do’on bersiap melaksanakan tugasnya. Ia meracik ramuan kapur barus yang dicampur dengan bawang putih yang sudah dimemarkan kemudain ditambah dengan air. Ramuan itu biasa digunakan pak Do’on untuk mengusir hama wereng. Selese membuat ramuan, pak Doon dan pak Hari bekerja sama menyemprotkan ramuan. Hasilnya wereng-wereng itu malah datang semakin banyak, sampai-sampai mereka kualahan.
Tiba-tiba, Jali datang dengan sahabatnya. Sahabatnya itu terbang kesana kemari. Ya,,, si Jalak kecil, sahabatnya sejak dulu.
“Jalak aku butuh bantuanmu…” teriak Jali.
Jalak mendekat lalu bertanya, “apa yang bisa aku bantu Jali…” teriaknya juga.
“Ladang milik teman majikanku diserang wereng, apakah kamu bisa membantu kami ???” Jawab Jali.
“Tentu saja. Kalau begitu, aku akan memanggil teman-temanku yang lain. Aku akan mengkomando mereka, supaya pasukaknku makan serangga bukan jagungnya” teriak Jalak sambil cekikikan lalu terbang. Akhirnya datanglah, pasukan Jalak yang sangat banyak. Mereka memakan wereng-wereng itu.

“Syukurlah, akhirnya jagung-jagungku bisa selamat” kata pak Hari dengan mimik yang terlihat sangat bahagia.
Pak Hari, berterima kasih kepada pak Do’on Jali dan juga sahabatnya Jalak. Panen tiba, Panen jagung milik pak Hari berlimpah. Pak Hari mengabarkan kebahagiaannya kepada pak Do’on. Pak Hari mengunjungi pak Do’on dengan membawa bibit jagung.
Bibit jagung itu ditanam pak Do’on di ladangnya. Si Jali bisa kembali bekerja membantu pak Do’on membajak ladangnya. Begitu pula Jalak yang bahagia sudah diberi kepercayaan supaya mencari makan di ladang milik pak Hari. Mereka semua sangat bahagia. Terutama pak Do’on dan Jali yang menuai hasil kebaikannya yang tulus dalam membantu orang lain.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar