Taman
Kebucis dan Tumblebug yang Usil
Ani
Qudsiy*
Siska, anak manis yang
suka bunga. Buktinya, di depan rumahnya terdapat sebuah kebun minimalis. Kebun
kesayangannya itu ia beri nama “Kebusis”. Ya… nama itu ternyata singkatan dari
kebun bunga Siska. Hem… lucu juga.
Bunga Mawar, Melati,
Sepatu, Euphorbia, Gelombang Cinta, Kamboja, Kemuning, Lidah Buaya, Lidah Kaca,
dan kawan-kawannya. Bunga-bunga di taman Kebusis
sangat indah. Semua ini tak lain berkat kebaikan Siska yang selalu rajin
merawat dan menyayangi bunga.
Seperti biasa, setiap
pagi Siska sudah nongkrong di taman Kebusis sambil memegang ember berisi air.
Siska terlihat sedang berbicara dengan bunga sepatu, “hai… kenapa pagi ini kau
tak terlihat ceria seperti biasanya ?”
“Aku sedih Sis,
akhir-akhir ini ada serangga yang nakal. Dia serakah. Biasanya serangga lain
hanya menghisap madu milik kami. Tapi, kali ini ada serangga baru yang menggigit
kelopak mahkota kami. Kami sudah mengeluh kesakitan, tapi dia tidak peduli lalu
terbang begitu saja.”
Bunga-bunga di taman
Kebusis memang bersahabat dengan Siska. Jadi, tak heran suka duka yang
dirasakan bunga-bunga itu, juga dirasakan oleh Siska. Apalagi, setelah Siska
mendengar keluhan dari bunga Sepatu yang merasa kesakitan akibat gigitan
serangga itu. Siska merasa tidak terima dengan ulah serangga nakal dan serakah
itu.
Akhirnya, Siska
memutuskan mencari tahu tentang serangga baru yang nakal dan serakah itu. Siska
mengintip lewat jendela. Dan, ternyata apa yang dikatakan oleh Sepatu benar.
Kali ini, serangga itu menggigit bunga Mawar. Mawar terlihat kesakitan. “Aww…
Siska tolong aku. Serangga nakal itu ke sini lagi dan menggigitku.” Teriak
Mawar yang sedang kesakitan.
Siska pun dengan sigap
meluncur dengan membawa jaring. Siuuutt… huup… dan ternyata gagal. Serangga itu
terlalu pintar. Dia sudah tahu tentang jebakan Siska. “Menyebalkan sekali”
gerutu Siska.
Esoknya, Siska punya
ide. Malam ini Siska akan rapat dengan bunga-bunga di taman Kebusis.
“Bunga-bunga kesayanganku, besok pagi kita harus menangkap serangga nakal itu”
kata Siska.
“Lalu bagaimana caranya
Sis ? Kasian, teman-temanku, mereka selalu kesakitan saat serangga nakal itu
menggigitnya. Aku juga ingin merasakan gigitannya. Oh… tapi sayang, aku tidak
memiliki madu seperti bunga-bunga yang lain” keluh Lidah Kaca.
“Ya… sekarang aku punya
ide. Aku akan membuat karamel supaya serangga nakal itu lengket. Aku jadi mudah
menangkapnya. Pasti serangga nakal itu tidak bisa terbang” usul Siska
Teriakan setuju
terdengar dari bunga-bunga taman Kebucis.
Pagi-pagi sekali Siska
dengan telaten mengoleskan karamel ke kelopak bunga yang ada di taman Kebusis.
Suing… suing… suing…
serangga nakal itu datang. “Hem… manis sekali madu ini.” Namun, kebahagiaan
serangga nakal itu tidak bertahan lama. Ia, tak bisa terbang karena badannya
lengket di karamel buatan Siska.
Siska datang mendengar
teriakan bunga Melati. “Sis, cepat keluar, serangga nakal sudah tertangkap. Sekarang
ia tidak bisa melarikan diri lagi.”
Siska keluar lalu
melepaskan serangga nakal itu dari baluran karamel dan berdialog dengannya,
“hai, serangga nakal,
namamu siapa ?”
“Namaku Tumblebug.”
“Kenapa kamu serakah ?
Kamu sudah diperbolehkan menghisap madu. Tapi, kenapa kamu malah menggigit
kelopak-kelopak sampai mereka kesakitan ?”
“Ma, ma, maafkan saya.
Saya tidak bermaksud menyakiti bunga-bunga ini. Saya menyukai bau bunga-bunga
ini. Bunga-bunga di taman ini nampak segar dan harum. Mereka juga selalu
tersenyum. Siapapun yang ke taman ini pasti akan bahagia. Aku yakin itu. Sampai
lebahpun bahagia. Pantas saja, lebah tidak pelit memberikan madu-madunya ke
bunga-bunga ini. Hal itulah yang membuat aku senang mencium bunga-bunga ini
sampai akhirnya aku kelepasan dan akhirnya mereka tergigit dan tertusuk
sungutku.” Jelas Tumblebug dengan nada gemetar.
Siska dan bunga-bunga
mendengarkan penjelasan serangga Tumblebug dengan seksama. Herannya, mereka
tidak memarahi Tumblebug. Mereka malah tersenyum dan menbolehkan Tumblebug
kembali mengambil madu tapi dengan syarat tidak menggigit lagi.
Ternyata, setelah peristiwa
ini Siska dan bunga-bunga taman Kebusis jadi tahu. Siska, merasa selama ini
kebaikannya tidak sia-sia. Ia telah merawat bunga-bunganya sehinga tumbuh segar
dan indah. Sampai akhirnya lebah dan serangga pun tak enggan mampir dan membantu proses penyerbukan
bagi bunga-bunganya.
Begitu juga sebaliknya
dengan bunga-bunga Siska. Mereka semua nampak bahagia karena mempunyai perawat
yang baik dan bersahabat seperti Siska.
Nampaknya, alasan
inilah yang membuat Siska dan bunga-bunga di taman Kebusis tidak memarahi
Tumblebug. Mulai saat itu, taman Kebusis menjadi semakin ramai dengan kunjungan
serangga-serangga yang butuh madu sebagai makanan sehari-harinya. Siska semakin
sayang dengan bunga-bunganya. Kini, bunga-bunga di taman Kebusis menjadi
semakin banyak. Karena tunas-tunas baru segera tumbuh besar nan indah.
subhanallah... ternyata penulis produktif ya mba ani. insyaAllah, nanti saya baca satu persatu tulisan mba ani... keep on spirit my friend :)
BalasHapusJTG's JTG Casino & Hotel - The JTG
BalasHapusJTG's JTG Casino & 경상북도 출장샵 Hotel is a 성남 출장마사지 hotel in Monticello, New York 하남 출장샵 and is 사천 출장마사지 open daily 24 hours. 전주 출장마사지 The property has 690 rooms, 2700 total