Pipi
Palupi dan Papa Palupa
Ani Qudsiy*
Teman-teman, ada kisah
tentang persahabatan. Kisah dari anak kecil yang bernama Pipi Palupi dan Papa
Palupa. Namanya sangat mirip bukan. Pasti kalian menyangka, kedua anak itu
adalah anak kembar. Penasaran bukan ?
Pipi Palupi dan Papa
Palupa adalah anak yang baik, manis, dan berhati lembut. Pipi Palupi tinggal di
Desa Jingga sedang Papa Palupa tinggal di Desa Ungu. Setiap hari pekerjaan
mereka menolong orang lain. Saat Pipi Palupi sedang sibuk menolong nenek tua
menyeberang sungai, Papa Palupa sedang menyuapi anak burung Kutilang yang
sedang kelaparan di atas dahan pohon mangga. Banyak kebaikan-kebaikan lain yang
mereka lakukan. Penduduk desa mereka masing-masing telah mengenal siapa mereka.
Namun, antara Pipi
Palupi dan Papa Palupa, mereka tidak saling kenal. Pipi Palupi, anaknya
terbuka, dan cepat akrab dengan anak yang baru dikenal. Sedang, Papa Palupa,
dia penyendiri dan tidak mudah akrab dengan anak yang baru dikenal. Perbedaan
yang mereka miliki, ternyata diketahui oleh Ratu Daun.
Ratu Daun adalah ratu
yang peduli kepada Pipi Palupi dan Papa Palupa. Ratu ingin keduanya bersahabat.
Akhirnya, Ratu Daun pun menyusun rencana.
Nah, Ratu Daun
memberitahu kepada Pipi Palupi tentang rencana yang dibuatnya. Alasan memberi
tahu Pipi Palupi tak lain karena ia mempunyai sifat mudah bergaul dengan teman
baru. Namun, sebaliknya, Ratu Daun tidak memberitahukan rencana ini kepada Papa
Palupa.
“Pipi Palupi, besok kau
berangkat ke Desa Ungu untuk menemui Papa Palupa ya ?”
“Ya, Ratu.”
Sesampai di Desa Ungu,
Pipi Palupi segera mencari alamat tempat tinggal Papa Palupa. Setelah lama
mencari-cari alamatnya, akhirnya ia menemukan alamat Papa Palupa. Ternyata,
Pipi Palupi tidak masuk ke rumah Papa Palupa. Ia hanya ingin mengetahui tempat tinggal
Papa Palupa saja.
Pipi Palupi kemudian
pulang. Sepanjang perjalanan pulang, tidak sengaja ia melihat nenek tua yang
sedang terjatuh. Ia lalu dengan sigap berlari menolong nenek itu.
“Siapa namamu Nak ?”
kata nenek tua.
“Pipi Palupi Nek.”
“Namamu mirip dengan anak
penolong di desa ini. Namanya, Papa Palupa.”
Pipi Palupi hanya
mengangguk kemudian pergi. Setelah beberapa langkah, ia melihat pohon mangga.
Di sana terdengar suara anak burung Kutilang yang sedang kelaparan. Ia kemudian
bergegas mencari makanan dan menyuapi anak burung itu.
“Siapa namamu ?” tanya
burung kutilang.
“Pipi Palupi.”
“Namamu mirip dengan
anak penolong di desa ini. Namanya, Papa Palupa,” sahut burung Kutilang.
Banyak kebaikan yang
telah dilakukan oleh Pipi Palupi. Menolong bunga yang sedang kehausan. Menolong
semut yang sedang terjepit batang pohon. Dan lain-lain.
Keesokan harinya, kabar
tentang kebaikan Pipi Palupi tersebar ke pelosok Desa Ungu. Tak terkecuali,
kabar ini juga terdengar oleh Papa Palupa.
Papa Palupa tiba-tiba
merasa kebaikannya selama ini, telah dilupakan oleh penduduk Desa Ungu. Ia
merasa tidak terima. Ia pun pergi mencari Pipi Palupi.
Setelah lama mencari,
akhirnya Papa Palupa bertemu dengan Pipi Palupi.
“Hai, apa maksud kau
datang ke desaku dengan menyebar kebaikan ?”
“Aku tidak sengaja.
Kebetulan aku melihat mereka sedang membutuhkan pertolongan,” jelas Pipi
Palupi.
“Kau bohong. Pasti kau
bermaksud lain. Dengan namamu yang mirip denganku, pasti kau ingin dikenal baik
seperti aku !” cetus Papa Palupa.
“Tidak ! Sungguh Tidak
!”
Papa Palupa pergi
begitu saja. Ia tidak mau mendengar penjelasan dari Pipi Palupi. Akhirnya, Pipi
Palupi pun pulang dengan kesedihan. Ratu Daun mengetahui kejadian itu.
Akhirnya, Ratu segera menemui Papa Palupa.
“Papa Palupa, mari ikut
denganku. Akan kuajak kau terbang menuju Desa Jingga.”
“Baik. Tapi buat apa
Ratu ?”
“Ada seseorang yag
butuh bantuanmu.”
Ratu Daun dan Papa
Palupa pergi menuju Desa Jingga. Di atas awan, Ratu Daun memperlihatkan kepada
Papa Palupa.
“Lihatlah, apa kau
kenal siapa anak yang sedang menolong kakek tua itu ?”
“Iya Ratu, saya kenal.
Ia, adalah Pipi Palupi. Ia lah yang tiba-tiba datang ke Desa Ungu kemudian
menebar kebaikan. Akhirnya, penduduk Desa Ungu pun lupa dengan semua
kebaikanku.”
“Sesungguhnya, akulah
yang menyuruh Pipi Palupi pergi ke Desa Ungu. Ia sama sepertimu. Suka menolong
orang lain. Namun, ternyata ada perbedaan diantara kalian berdua.”
Papa Palupa tidak
bertanya lagi. Karena ia sadar perbedaan apa yang dimaksud oleh Ratu Daun. Yah…
ia telah buruk sangka terhadap orang lain yang baru dikenalnya. Akhirnya, Ratu
Daun dan Papa Palupa sampai dan turun dari awan.
Ratu menjelaskan kepada
Pipi Palupi atas penyesalan Papa Palupa. Kedua anak baik itu bertemu. Papa
Palupa pun meminta maaf kepada Pipi Palupi karena telah berburuk sangka
kepadanya. “Jadi siapa yang butuh bantuanku Ratu ?” tanya Papa Palupa.
“Semua orang yang
sedang butuh pertolongan dari kebaikan kalian berdua.”
Akhirnya mereka berdua
berpelukan. Ratu Daun melihat dengan tersenyum dan berkata, “semoga kejadian
ini bisa menjadi pelajaran supaya kalian tidak berburuk sangka terhadap
oranglain. Karena, tak kenal maka tak sayang.”
Pipi Palupi dan Papa
Palupa akhirnya bersahabat. Mereka bersatu dalam menolong orang lain.
Sungguh membahagiakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar