Selasa, 13 November 2012

DONGENG; PIPI PALUPI DAN PAPA PALUPA


Pipi Palupi dan Papa Palupa

Ani Qudsiy*

Teman-teman, ada kisah tentang persahabatan. Kisah dari anak kecil yang bernama Pipi Palupi dan Papa Palupa. Namanya sangat mirip bukan. Pasti kalian menyangka, kedua anak itu adalah anak kembar. Penasaran bukan ?
Pipi Palupi dan Papa Palupa adalah anak yang baik, manis, dan berhati lembut. Pipi Palupi tinggal di Desa Jingga sedang Papa Palupa tinggal di Desa Ungu. Setiap hari pekerjaan mereka menolong orang lain. Saat Pipi Palupi sedang sibuk menolong nenek tua menyeberang sungai, Papa Palupa sedang menyuapi anak burung Kutilang yang sedang kelaparan di atas dahan pohon mangga. Banyak kebaikan-kebaikan lain yang mereka lakukan. Penduduk desa mereka masing-masing telah mengenal siapa mereka.
Namun, antara Pipi Palupi dan Papa Palupa, mereka tidak saling kenal. Pipi Palupi, anaknya terbuka, dan cepat akrab dengan anak yang baru dikenal. Sedang, Papa Palupa, dia penyendiri dan tidak mudah akrab dengan anak yang baru dikenal. Perbedaan yang mereka miliki, ternyata diketahui oleh Ratu Daun.
Ratu Daun adalah ratu yang peduli kepada Pipi Palupi dan Papa Palupa. Ratu ingin keduanya bersahabat. Akhirnya, Ratu Daun pun menyusun rencana.
Nah, Ratu Daun memberitahu kepada Pipi Palupi tentang rencana yang dibuatnya. Alasan memberi tahu Pipi Palupi tak lain karena ia mempunyai sifat mudah bergaul dengan teman baru. Namun, sebaliknya, Ratu Daun tidak memberitahukan rencana ini kepada Papa Palupa.
“Pipi Palupi, besok kau berangkat ke Desa Ungu untuk menemui Papa Palupa ya ?”
“Ya, Ratu.”
Sesampai di Desa Ungu, Pipi Palupi segera mencari alamat tempat tinggal Papa Palupa. Setelah lama mencari-cari alamatnya, akhirnya ia menemukan alamat Papa Palupa. Ternyata, Pipi Palupi tidak masuk ke rumah Papa Palupa. Ia hanya ingin mengetahui tempat tinggal Papa Palupa saja.
Pipi Palupi kemudian pulang. Sepanjang perjalanan pulang, tidak sengaja ia melihat nenek tua yang sedang terjatuh. Ia lalu dengan sigap berlari menolong nenek itu.
“Siapa namamu Nak ?” kata nenek tua.
“Pipi Palupi Nek.”
“Namamu mirip dengan anak penolong di desa ini. Namanya, Papa Palupa.”
Pipi Palupi hanya mengangguk kemudian pergi. Setelah beberapa langkah, ia melihat pohon mangga. Di sana terdengar suara anak burung Kutilang yang sedang kelaparan. Ia kemudian bergegas mencari makanan dan menyuapi anak burung itu.
“Siapa namamu ?” tanya burung kutilang.
“Pipi Palupi.”
“Namamu mirip dengan anak penolong di desa ini. Namanya, Papa Palupa,” sahut burung Kutilang.
Banyak kebaikan yang telah dilakukan oleh Pipi Palupi. Menolong bunga yang sedang kehausan. Menolong semut yang sedang terjepit batang pohon. Dan lain-lain.
Keesokan harinya, kabar tentang kebaikan Pipi Palupi tersebar ke pelosok Desa Ungu. Tak terkecuali, kabar ini juga terdengar oleh Papa Palupa.
Papa Palupa tiba-tiba merasa kebaikannya selama ini, telah dilupakan oleh penduduk Desa Ungu. Ia merasa tidak terima. Ia pun pergi mencari Pipi Palupi.
Setelah lama mencari, akhirnya Papa Palupa bertemu dengan Pipi Palupi.
“Hai, apa maksud kau datang ke desaku dengan menyebar kebaikan ?”
“Aku tidak sengaja. Kebetulan aku melihat mereka sedang membutuhkan pertolongan,” jelas Pipi Palupi.
“Kau bohong. Pasti kau bermaksud lain. Dengan namamu yang mirip denganku, pasti kau ingin dikenal baik seperti aku !” cetus Papa Palupa.
“Tidak ! Sungguh Tidak !”
Papa Palupa pergi begitu saja. Ia tidak mau mendengar penjelasan dari Pipi Palupi. Akhirnya, Pipi Palupi pun pulang dengan kesedihan. Ratu Daun mengetahui kejadian itu. Akhirnya, Ratu segera menemui Papa Palupa.
“Papa Palupa, mari ikut denganku. Akan kuajak kau terbang menuju Desa Jingga.”
“Baik. Tapi buat apa Ratu ?”
“Ada seseorang yag butuh bantuanmu.”
Ratu Daun dan Papa Palupa pergi menuju Desa Jingga. Di atas awan, Ratu Daun memperlihatkan kepada Papa Palupa.
“Lihatlah, apa kau kenal siapa anak yang sedang menolong kakek tua itu ?”
“Iya Ratu, saya kenal. Ia, adalah Pipi Palupi. Ia lah yang tiba-tiba datang ke Desa Ungu kemudian menebar kebaikan. Akhirnya, penduduk Desa Ungu pun lupa dengan semua kebaikanku.”
“Sesungguhnya, akulah yang menyuruh Pipi Palupi pergi ke Desa Ungu. Ia sama sepertimu. Suka menolong orang lain. Namun, ternyata ada perbedaan diantara kalian berdua.”
Papa Palupa tidak bertanya lagi. Karena ia sadar perbedaan apa yang dimaksud oleh Ratu Daun. Yah… ia telah buruk sangka terhadap orang lain yang baru dikenalnya. Akhirnya, Ratu Daun dan Papa Palupa sampai dan turun dari awan.
Ratu menjelaskan kepada Pipi Palupi atas penyesalan Papa Palupa. Kedua anak baik itu bertemu. Papa Palupa pun meminta maaf kepada Pipi Palupi karena telah berburuk sangka kepadanya. “Jadi siapa yang butuh bantuanku Ratu ?” tanya Papa Palupa.
“Semua orang yang sedang butuh pertolongan dari kebaikan kalian berdua.”
Akhirnya mereka berdua berpelukan. Ratu Daun melihat dengan tersenyum dan berkata, “semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran supaya kalian tidak berburuk sangka terhadap oranglain. Karena, tak kenal maka tak sayang.”
Pipi Palupi dan Papa Palupa akhirnya bersahabat. Mereka bersatu dalam menolong orang lain.
Sungguh membahagiakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar