KERAJAAN
SAYAP
Ani Qudsiy*
Ola
tetap saja menggelengkan kepala. Bagaimana bisa ia sampai pada kerajaan yang
penuh dengan sayap. Kalau burung yang bersayap, tentu tidak aneh pikirnya. Tapi
sekarang ia melihat ada bunga yang bersayap, kursi yang bersayap, dan semua yang
terlihat pasti mempunyai sayap.
“Oh Tuhan, apa
aku sedang bermimpi???” kata Ola.
“Tidak Ola!!!”
Deg, Ola kaget
mendengar sahutan suara tersebut.
“Siapa kamu?”
Lalu, muncul
dari balik pohon, seekor burung yang berwarna putih.
“Apa yang
berbicara tadi kamu?” Tanya Ola.
“Iya”.
Ola
pun jadi bingung sendiri. Kalau tidak mimpi lalu ada di mana ia sekarang. Ia
berjalan mondar-mandir, ke sana ke mari mencari jalan keluar. Ia berfikir kalau
sedang tersesat. Akan tetapi, si Burung tidak diam saja melihat Ola yang sedang
bingung. Ia pun menjelaskan hal yang sebenarnya.
“Duduk Ola. Tak
usah bingung. Kamu bisa pulang dan kembali pada keluargamu”.
Sekarang
kamu berada di kerajaan sayap. Kedengarannya memang aneh, tapi inilah yang
sebenarnya”. Jelas si Burung.
“Lalu, bagaimana
bisa aku sampai kesini?”
“Karena kamu
adalah orang yang terpilih untuk menyelamatkan kerajaan ini”. Jawab Burung.
“Ah, ini konyol.
Seperti cerita dongeng saja. Apa, yang bisa aku bantu?”
“Dahulu,
kerajaan ini adalah kerajaan yang indah dan damai. Akan tetapi, karena
keserakahan, maka timbulah bencana. Kami semua terkena kutukan dari Dewa Wing.
Dewa
Wing berpesan akan melepaskan kutukan ini jikalau ada seseorang yang mampu
mencabut bulu angsa emas tanpa rasa sakit. Oleh karena itu, sudah lama kami
menunggu seseorang yang benar-benar tulus untuk menolong kami.”
“Hemm,,, kalau
begitu, di mana aku bisa menemukan angsa emas itu?”
“Di atas batu
yang berbentuk payung, di atas bukit Antariksa Ola”.
Sebelum
berangkat, Burung berpesan supaya Ola berhati-hati dan bisa membawa pulang bulu
emas tersebut. Burung tidak ingin Ola pulang tidak membawa apa-apa seperti
orang-orang yang berkenan menolong sebelum-sebelumya. Akhirnya, Ola memulai
petualangannya untuk mencari angsa emas.
***
Setelah
menempuh perjalanan panjang, akhirnya Ola sampai juga di bukit antariksa. Ia
heran. Bagaimana bisa ia mendaki batu payung yang ternyata begitu besar.
Padahal di sana ia sendirian. Jalan pikirannya pun buntu. Ia tidak bisa
melakukan apa-apa.
Waktu
sudah mulai gelap. Dan tidak terasa, ia sudah tertidur pulas di bawah batu
payung. Wah… hari sudah pagi lagi. Perlahan Ola membuka matanya karena terkena
silaunya sinar matahari.
Setelah
dipastikan mata Ola terbuka. Didepannya, ia dikagetkan dengan sesosok makhluk
yang seolah siap menerkamnya. Ia tak percaya kalau angsa yang diburunya kini
datang sendiri.
Dengan
wajah takjub, Ola tidak melepaskan kesempatan tersebut. Perlahan, tangannya
dijulurkan ke arah angsa emas tersebut kemudian berkata,
“Bolehkah aku memanfaatkan
sebagian bulumu untuk menolong saudaraku?”
Lalu,
hup-hup…
“Angsa maafkan
aku jika melukaimu, dan kenapa kau tidak lari kabur?”
***
Setelah
berhasil mendapatkan bulu angsa emas, Ola kembali ke kerajaan sayap.
Sesampainya di sana, burung tak sabar menanyakan hasil yang diperoleh Ola.
Dengan perasaan bangga Ola pun menunjukan apa telah yang dibawanya.
Si
burung tampak bahagia dan tak bisa menyembunyikan matanya yang basah. Akhirnya
ia melapor kepada dewa Wing supaya mencabut kutukannya terhadap kerajaan sayap.
Dewa
wing datang dan berkata, “bulu angsa emas ini akan aku jadikan serbuk dan akan
ku taburkan pada kerajaan sayap. Bulu angsa emas ini dicabut oleh seorang anak
yang benar-benar tulus untuk menolong dan tidak berubah pikiran untuk memiliki angsa
emas ketika melihat keelokan bulu-bulunya. Oleh karena itu, pantaslah kalau
angsa emas bersedia memberikan bulu emasnya kepadamu Ola. Dan ketahuilah,
sesungguhnya angsa emas itu adalah jelmaan dari diriku”.
Akhir
cerita, Dengan perasaan kaget, Ola pun memeluk si burung yang sama-sama tidak
percaya. Kerajaan sayap kini telah berubah dan hidup kembali. Semua benda-benda
bersayap dan terlihat aneh kini berubah normal kembali. Semua ini karena ada
Ola, anak yang menolong tanpa memikirkan imbalan sehingga tak perlu ada
oranglain bersedih. Ola pun menjadi anak yang mempunyai pengalaman rahasia
tentang kerajaan sayap.
Purwokerto,
Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar