Selasa, 13 November 2012

KERAJAAN SAYAP


KERAJAAN SAYAP
Ani Qudsiy*

Ola tetap saja menggelengkan kepala. Bagaimana bisa ia sampai pada kerajaan yang penuh dengan sayap. Kalau burung yang bersayap, tentu tidak aneh pikirnya. Tapi sekarang ia melihat ada bunga yang bersayap, kursi yang bersayap, dan semua yang terlihat pasti mempunyai sayap.
“Oh Tuhan, apa aku sedang bermimpi???” kata Ola.
“Tidak Ola!!!”
Deg, Ola kaget mendengar sahutan suara tersebut.
“Siapa kamu?”
Lalu, muncul dari balik pohon, seekor burung yang berwarna putih.
“Apa yang berbicara tadi kamu?” Tanya Ola.
“Iya”.
Ola pun jadi bingung sendiri. Kalau tidak mimpi lalu ada di mana ia sekarang. Ia berjalan mondar-mandir, ke sana ke mari mencari jalan keluar. Ia berfikir kalau sedang tersesat. Akan tetapi, si Burung tidak diam saja melihat Ola yang sedang bingung. Ia pun menjelaskan hal yang sebenarnya.
“Duduk Ola. Tak usah bingung. Kamu bisa pulang dan kembali pada keluargamu”.
Sekarang kamu berada di kerajaan sayap. Kedengarannya memang aneh, tapi inilah yang sebenarnya”. Jelas si Burung.
“Lalu, bagaimana bisa aku sampai kesini?”
“Karena kamu adalah orang yang terpilih untuk menyelamatkan kerajaan ini”. Jawab Burung.
“Ah, ini konyol. Seperti cerita dongeng saja. Apa, yang bisa aku bantu?”
“Dahulu, kerajaan ini adalah kerajaan yang indah dan damai. Akan tetapi, karena keserakahan, maka timbulah bencana. Kami semua terkena kutukan dari Dewa Wing.
Dewa Wing berpesan akan melepaskan kutukan ini jikalau ada seseorang yang mampu mencabut bulu angsa emas tanpa rasa sakit. Oleh karena itu, sudah lama kami menunggu seseorang yang benar-benar tulus untuk menolong kami.”
“Hemm,,, kalau begitu, di mana aku bisa menemukan angsa emas itu?”
“Di atas batu yang berbentuk payung, di atas bukit Antariksa Ola”.
Sebelum berangkat, Burung berpesan supaya Ola berhati-hati dan bisa membawa pulang bulu emas tersebut. Burung tidak ingin Ola pulang tidak membawa apa-apa seperti orang-orang yang berkenan menolong sebelum-sebelumya. Akhirnya, Ola memulai petualangannya untuk mencari angsa emas.

***
Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya Ola sampai juga di bukit antariksa. Ia heran. Bagaimana bisa ia mendaki batu payung yang ternyata begitu besar. Padahal di sana ia sendirian. Jalan pikirannya pun buntu. Ia tidak bisa melakukan apa-apa.
Waktu sudah mulai gelap. Dan tidak terasa, ia sudah tertidur pulas di bawah batu payung. Wah… hari sudah pagi lagi. Perlahan Ola membuka matanya karena terkena silaunya sinar matahari.
Setelah dipastikan mata Ola terbuka. Didepannya, ia dikagetkan dengan sesosok makhluk yang seolah siap menerkamnya. Ia tak percaya kalau angsa yang diburunya kini datang sendiri.
Dengan wajah takjub, Ola tidak melepaskan kesempatan tersebut. Perlahan, tangannya dijulurkan ke arah angsa emas tersebut kemudian berkata,
“Bolehkah aku memanfaatkan sebagian bulumu untuk menolong saudaraku?”
Lalu, hup-hup…
“Angsa maafkan aku jika melukaimu, dan kenapa kau tidak lari kabur?”

***
Setelah berhasil mendapatkan bulu angsa emas, Ola kembali ke kerajaan sayap. Sesampainya di sana, burung tak sabar menanyakan hasil yang diperoleh Ola. Dengan perasaan bangga Ola pun menunjukan apa telah yang dibawanya.
Si burung tampak bahagia dan tak bisa menyembunyikan matanya yang basah. Akhirnya ia melapor kepada dewa Wing supaya mencabut kutukannya terhadap kerajaan sayap.
Dewa wing datang dan berkata, “bulu angsa emas ini akan aku jadikan serbuk dan akan ku taburkan pada kerajaan sayap. Bulu angsa emas ini dicabut oleh seorang anak yang benar-benar tulus untuk menolong dan tidak berubah pikiran untuk memiliki angsa emas ketika melihat keelokan bulu-bulunya. Oleh karena itu, pantaslah kalau angsa emas bersedia memberikan bulu emasnya kepadamu Ola. Dan ketahuilah, sesungguhnya angsa emas itu adalah jelmaan dari diriku”.
Akhir cerita, Dengan perasaan kaget, Ola pun memeluk si burung yang sama-sama tidak percaya. Kerajaan sayap kini telah berubah dan hidup kembali. Semua benda-benda bersayap dan terlihat aneh kini berubah normal kembali. Semua ini karena ada Ola, anak yang menolong tanpa memikirkan imbalan sehingga tak perlu ada oranglain bersedih. Ola pun menjadi anak yang mempunyai pengalaman rahasia tentang kerajaan sayap.


Purwokerto, Desember 2011













Tidak ada komentar:

Posting Komentar