Kisah
Negeri Buah
Ani Qudsiy*
Al kisah pada jaman
dahulu, ada sebuah negeri yang sangat makmur. Negeri itu disebut dengan negeri
Buah. Negeri itu dipimpin oleh seorang
raja yang bernama Raja Fruit. Raja Fruit sangat bijaksana. Karena itulah rakyat
sangat sayang padanya. Rakyatnya tidak pernah kelaparan, karena negerinya
banyak buah. Sudah dipastikan setiap hari penduduk negeri itu selalu makan buah.
Di negeri Buah, terdapat buah-buahan yang sangat berlimpah. Wow… di mana-mana
ada buah.
Raja Fruit sangat
bersahabat dengan rakyatnya. Seperti biasa, setiap sebulan sekali Raja
mengelilingi negerinya sembari berkunjung ke rumah-rumah rakyatnya. Dengan ditemani
prajurit, Raja selalu riang tanpa ada sungkan saat berkunjung ke rumah
rakyatnya. Pemantauan Raja seperti ini, biasa Raja sebut sebagai jalan-jalan.
“Oh…
sungguh Rajaku yang sangat bijaksana. Tidakkah kau lelah atau bosan dengan kami
Raja” kata salah satu rakyatnya.
Raja Fruit hanya diam
dan merunduk. Ternyata, di balik teduh wajahnya, matanya berkaca-kaca dan
berkata,
“apakah
aku pantas bosan kepada rakyatku yang selalu memujiku ?, Lalu, apakah aku
pantas merasa lelah hanya karena memastikan keadaan rakyatku setiap sebulan
sekali?, Sungguh sangat tidak adil kalau aku merasa bosan dan lelah kepada
rakyat yang telah memberiku makan.”
“Sungguh,
engkau adalah raja yang sangat penyayang” rakyatnya memuji kembali. Lalu Raja
berkata, “ketahuilah rakyatku, aku tidaklah selelah kalian yang sudah menanam
dan memetik buah setiap hari.”
Pada suatu ketika, Sang
Raja tidur dan bermimpi. Di dalam mimpinya, Raja menangis tersedu-sedu melihat
rakyaknya tergeletak tak berdaya karena kelaparan. Raja terbangun dan
menceritakan mimpinya kepada penduduk istana.
“Percayalah,
tidak akan terjadi apa-apa Raja. Mimpi itu hanyalah bunga tidur belaka” hibur
seluruh penduduk istana. Mereka tidak ingin rajanya bersedih dengan mimpinya.
Hingga lambat laun Raja lupa dengan mimpinya.
***
Waktu
berjalan dengan cepat. Hingga pada akhirnya, timbulah suatu peristiwa yang tak
pernah disangka-sangka oleh Raja Fruit. Negerinya dilanda bencana kemiskinan.
Raja tak pernah membayangkan, negerinya akan kehabisan buah. Karena selama ini,
buah-buahan di sana sangatlah berlimpah.
Setelah diteliti, ternyata
penyebab kemiskinan itu adalah tidak seimbangnya buah yang dikonsumsi rakyat
dengan berbuahnya pohon itu sendiri. Setiap hari rakyat selalu makan buah
sampai tak kenal kenyang. Sehingga, lambat laun pohon-pohon buah di sana sangat
kelelahan dan tidak berbuah lagi.
Raja Fruit sangat
kebingungan, dengan kondisi negeri dan rakyatnya yang demikian. Hanya tinggal sedikit
pohon yang masih berbuah. Raja berfikir dan merenung bagaimana caranya
menangani bencana yang tengah melanda. Akhirnya, Raja menemukan ide dan
menyuruh seluruh rakyatnya berkumpul di lapangan istana.
Raja Fruit bertanya
kepada rakyatnya,
“Pohon
siapa yang masih berbuah ?”
“Saya
Raja…” “Saya Raja…” Saya Raja…” dan seterusnya.
Setelah itu, Raja Fruit
menyuruh rakyatnya supaya mengkonsumsi buah secukupnya dan tidak berlebihan.
Kemudian, menyuruh pemilik pohon buah, supaya setiap hari mengumpulkan
buah-buahan yang tersisa di depan istana. Buah-buahan yang terkumpul sebagian nanti
akan diolah menjadi makanan yang bisa mengenyangkan, sebagian disemai untuk
dijadikan bibit lalu ditanam, dan sebagian lagi akan dibagikan kepada rakyat
yang sedang kekurangan buah.
Raja Fruit juga tak
lupa dengan pohon-pohon lama yang sudah lelah berbuah. Bersama rakyatnya, Raja
mengumpulkan daun-daun yang berguguran. Daun-daun itu dibusukan sehingga
menjadi pupuk. Pupuk itu digunakan untuk memupuk pohon lama dan juga sebagai
media tanam bibit pohon buah yang baru.
Lambat laun,
pohon-pohon lama tersenyum dan kembali berbuah. Akhirnya, di negeri Buah itu,
semakin banyak pohon buah karena bibit baru sudah mulai tumbuh besar.
Kemiskinan semakin
berkurang. Kali ini, Raja Fruit tidak ingin musibah itu datang kembali. Di
negeri buah, raja dan rakyatnya belajar dari pengalaman. Mulai sekarang mereka
tidak mengkonsumsi buah dengan serakah. Karena buah-buahan dangat berlimpah,
maka supaya tidak busuk, mereka menjual buah-buah itu ke negeri seberang. Kini,
Rakyat negeri buah hidup makmur dan sejahtera kembali. Karena mereka mempunyai Raja
yang selain bijaksana, Raja itu juga cerdik.
Purwokerto,
Juni 2011
Wah bagus ni ceritanya,boleh ijin untuk dongengin anak?jazakillah terimakasih
BalasHapusWah bagus ni ceritanya,boleh ijin untuk dongengin anak?jazakillah terimakasih
BalasHapus