Luthuku
Butuh Jamu
Ani
Qudsiy*
Kucingku lucu
sekali. Tingkah polahnya yang membuat aku jadi gemas. Makanya, dia aku beri
nama Luthu alias lucu. Luthu berbulu coklat tebal dengan ekornya yang panjang.
Makan malam
sudah siap,
“Iiih, Luthu
sayang….” Matanya yang bulat kuning kecoklatan melihat tangan kananku sedang
menenteng makanannya.
Luthu adalah
hadiah ulang tahunku yang ke-8 dari si Mbahku. Saat itu, Luthu baru berumur 6
bulan. Masih imut-imut. Tapi sekarang, Luthu berumur 2 tahun, sudah gendut banget, aku sampai kualahan
menggendongnya.
Satu minggu
sekali Ayah membeli makanan buat Luthu di Pet
Shop. Rasa kesukaannya adalah rasa ikan tuna. Hemm… nyam nyam nyam,
lezatnya melihat Luthu makan dengan lahap. Aku selalu tersenyum melihatnya.
Luthu biasa
mengguling-gulingkan badannya. Itu tandanya Luthu gatal. Kata majalah Bobo,
sebagian badan kucing ada kutunya. Makanya Luthu selalu garuk-garuk terus. Hiii…
menggelikan. Kebiasan itu terus berulang sampai-sampai Luthu terjatuh saat
berguling-guling di atas meja. Kalau sudah parah seperti itu, saatnya Luthu
harus aku mandikan.
Seminggu lagi sekolahku liburan kenaikan kelas.
Ayah dan Ibu mengajakku ke tempat si Mbah. Asyik banget, pasti si Mbah pangling
melihat Luthu. Aku sudah tidak sabar berlibur ke rumah si Mbah.
***
Rapor
sudah
dibagikan, itu tandanya libur sekolah sudah tiba. Besok pagi berangkat menuju
rumah si Mbah di Jogja. Pukul 7 lebih berangkat dari rumah. Jarak rumah si Mbah
dari Purwokerto paling sekitar lima jam. Di dalam mobil, Luthu kebingungan.
Badannya dimundur-mundurkan sampai kebentur pintu. Tapi, itu berlangsung hanya
beberapa saat. Kata Ibu, Luthu belum terbiasa naik mobil. Ayah dan Ibu tertawa
geli melihat polah Luthu yang aneh itu.
Perjalanan
kurang 2 jam lagi. Aku ingin beli oleh-oleh buat si Mbah. Jadinya, sekalian
istirahat di tempat jajanan khas Jogja. Sekalian aku, memberi makan dan minum
Luthu. Ternyata Luthu nggak mau
makan. Dia malah kebelet pipis. Aku tunggu aja Luthu sampai selesei pipis.
Sementara itu, Ayah dan Ibu terlihat masih memilih oleh-oleh buat si Mbah.
Deg… di mana
Luthu ? “Ayah, Ibu, Luthu hilang…”
“Nggak lah Ros, coba dicari lagi” hibur
Ibu.
“Tadi, waktu aku
lihat Luthu masih pipis di belakang pot bunga sambil garuk-garuk tanah Bu” aku
langsung menangis dipelukan Ibu. Aku takut kalau Luthu benar-benar hilang.
Ayah lalu
menyuruhku diam.
“Sudah-sudah
jangan menangis, coba Ayah tanya ke satpam dulu. Siapa tahu pak satpam melihat
kucing.”
Ayah bilang
satpam melihat kucing tapi, nampaknya dari ciri-ciri yang disebutkan tidak sama
dengan ciri-ciri Luthu. Aku melepas pelukan Ibu lalu pindah memeluk Ayah. “Yah,
Luthu harus ditemukan, kalau tidak, aku nggak
jadi ikut ke rumah si Mbah” ancamku ke Ayah.
Tiba-tiba Ibu
memanggil dan menyuruhku mendekat. Ibu menunjuk dengan jari telunjuknya sambil
berkata,
“lihatlah, Luthu
masih sama posisinya di belakang pot bukan ? itu dia…”
Aku bahagia
melihat Luthu yang masih di belakang pot coklat. Bulunya berwarna coklat, makanya
dia terlihat samar saat dilihat dari tempat agak jauhan. Tapi, aku di buatnya
melongo. “Luthu makan rumput-rumput kecil, lihat Bu, Luthu makan rumput. Tadi
Rosa kasih makanannya tapi dia tidak mau, eh…
sekarang malah makan rumput” kataku.
“Sudahlah tidak
apa-apa, yuk sekarang kita berangkat lagi” kata Ibu, kemudian menghiraukan
penjelasanku.
***
Pukul
satu,
sampai juga di rumah si Mbah. Lelah sekali. Si Mbah sudah menunggu kedatangan
kami tepat di depan pintu. Turun dari mobil, Luthu langsung lari. Ternyata dia
mencari minum. Kali ini, aku nggak mau
kecolongan lagi. Aku juga lari membuntutinya. Terdengar si Mbah berteriak ingin
memeluk dan menciumku dulu, tapi keduluan dengan perhatianku yang tertuju ke
Luthu. Ayah, Ibu, dan si Mbah terlihat senyum melihatku.
Setelah memberi
minum, aku langsung mengikuti Luthu keluar. Terlihat dia sedang mengendus-endus
rumput-rumput yang tumbuh di taman. Lalu, hap nyam, nyam, nyam. Luthu makan
rumput lagi. Aku takut Luthu keracunan, akhirnya aku mengadukan kebiasaan Luthu
yang aneh itu kepada si Mbah.
Mulai aku
menceritakan peristiwa hilangnya Luthu saat di toko jajanan khas Jogja,
kemudian ditemukan ternyata sedang makan rumput. Sampai sekarang juga begitu, setelah
minum dia mencari rumput lalu dimakannya lagi. Luthu nggak mau makan makanannya seperti biasa,
Si Mbah mendengarkan
ceritaku dengan bersemangat lalu menjelaskan “tidak apa-apa sayang, Luthu baru
stress, dia jenuh dengan makanan yang biasa dia makan. Akhirnya dia mencari
makanan lain seketemunya. Salah satunya itu rumput. Rumput adalah jamu bagi
kucing. Manfaatnya bisa buat kebersihan saluran pencernaan di dalam perutnya.
Coba nanti kalau mau, Rosa perhatikan kotorannya. Rumput-rumput itu akan keluar
bercampur dengan kotorannya.” Aku memperhatikan penjelasan si Mbah dengan
serius lalu berteriak “nggak mau, masa
Rosa melihat Luthu saat buang kotoran…???!!!”
Tiba-tiba
terdengar suara Ayah dan Ibu yang bersamaan “mungkin saat perjalanan Luthu
mabuk kali Ros.”
Hahaha… Kami
semua langsung tertawa bersama mendengarnya. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar