Rabu, 28 Mei 2014

Luthuku Butuh Jamu



Luthuku Butuh Jamu
                 
Ani Qudsiy*

Kucingku lucu sekali. Tingkah polahnya yang membuat aku jadi gemas. Makanya, dia aku beri nama Luthu alias lucu. Luthu berbulu coklat tebal dengan ekornya yang panjang.
Makan malam sudah siap,
“Iiih, Luthu sayang….” Matanya yang bulat kuning kecoklatan melihat tangan kananku sedang menenteng makanannya.
Luthu adalah hadiah ulang tahunku yang ke-8 dari si Mbahku. Saat itu, Luthu baru berumur 6 bulan. Masih imut-imut. Tapi sekarang, Luthu berumur 2 tahun, sudah gendut banget, aku sampai kualahan menggendongnya.
Satu minggu sekali Ayah membeli makanan buat Luthu di Pet Shop. Rasa kesukaannya adalah rasa ikan tuna. Hemm… nyam nyam nyam, lezatnya melihat Luthu makan dengan lahap. Aku selalu tersenyum melihatnya.
Luthu biasa mengguling-gulingkan badannya. Itu tandanya Luthu gatal. Kata majalah Bobo, sebagian badan kucing ada kutunya. Makanya Luthu selalu garuk-garuk terus. Hiii… menggelikan. Kebiasan itu terus berulang sampai-sampai Luthu terjatuh saat berguling-guling di atas meja. Kalau sudah parah seperti itu, saatnya Luthu harus aku mandikan.
Seminggu lagi sekolahku liburan kenaikan kelas. Ayah dan Ibu mengajakku ke tempat si Mbah. Asyik banget, pasti si Mbah pangling melihat Luthu. Aku sudah tidak sabar berlibur ke rumah si Mbah.
***
Rapor sudah dibagikan, itu tandanya libur sekolah sudah tiba. Besok pagi berangkat menuju rumah si Mbah di Jogja. Pukul 7 lebih berangkat dari rumah. Jarak rumah si Mbah dari Purwokerto paling sekitar lima jam. Di dalam mobil, Luthu kebingungan. Badannya dimundur-mundurkan sampai kebentur pintu. Tapi, itu berlangsung hanya beberapa saat. Kata Ibu, Luthu belum terbiasa naik mobil. Ayah dan Ibu tertawa geli melihat polah Luthu yang aneh itu.
Perjalanan kurang 2 jam lagi. Aku ingin beli oleh-oleh buat si Mbah. Jadinya, sekalian istirahat di tempat jajanan khas Jogja. Sekalian aku, memberi makan dan minum Luthu. Ternyata Luthu nggak mau makan. Dia malah kebelet pipis. Aku tunggu aja Luthu sampai selesei pipis. Sementara itu, Ayah dan Ibu terlihat masih memilih oleh-oleh buat si Mbah.
Deg… di mana Luthu ? “Ayah, Ibu, Luthu hilang…”
Nggak lah Ros, coba dicari lagi” hibur Ibu.
“Tadi, waktu aku lihat Luthu masih pipis di belakang pot bunga sambil garuk-garuk tanah Bu” aku langsung menangis dipelukan Ibu. Aku takut kalau Luthu benar-benar hilang.
Ayah lalu menyuruhku diam.
“Sudah-sudah jangan menangis, coba Ayah tanya ke satpam dulu. Siapa tahu pak satpam melihat kucing.”
Ayah bilang satpam melihat kucing tapi, nampaknya dari ciri-ciri yang disebutkan tidak sama dengan ciri-ciri Luthu. Aku melepas pelukan Ibu lalu pindah memeluk Ayah. “Yah, Luthu harus ditemukan, kalau tidak, aku nggak jadi ikut ke rumah si Mbah” ancamku ke Ayah.
Tiba-tiba Ibu memanggil dan menyuruhku mendekat. Ibu menunjuk dengan jari telunjuknya sambil berkata,
“lihatlah, Luthu masih sama posisinya di belakang pot bukan ? itu dia…”
Aku bahagia melihat Luthu yang masih di belakang pot coklat. Bulunya berwarna coklat, makanya dia terlihat samar saat dilihat dari tempat agak jauhan. Tapi, aku di buatnya melongo. “Luthu makan rumput-rumput kecil, lihat Bu, Luthu makan rumput. Tadi Rosa kasih makanannya tapi dia tidak mau, eh… sekarang malah makan rumput” kataku.
“Sudahlah tidak apa-apa, yuk sekarang kita berangkat lagi” kata Ibu, kemudian menghiraukan penjelasanku.
***
Pukul satu, sampai juga di rumah si Mbah. Lelah sekali. Si Mbah sudah menunggu kedatangan kami tepat di depan pintu. Turun dari mobil, Luthu langsung lari. Ternyata dia mencari minum. Kali ini, aku nggak mau kecolongan lagi. Aku juga lari membuntutinya. Terdengar si Mbah berteriak ingin memeluk dan menciumku dulu, tapi keduluan dengan perhatianku yang tertuju ke Luthu. Ayah, Ibu, dan si Mbah terlihat senyum melihatku.
Setelah memberi minum, aku langsung mengikuti Luthu keluar. Terlihat dia sedang mengendus-endus rumput-rumput yang tumbuh di taman. Lalu, hap nyam, nyam, nyam. Luthu makan rumput lagi. Aku takut Luthu keracunan, akhirnya aku mengadukan kebiasaan Luthu yang aneh itu kepada si Mbah.
Mulai aku menceritakan peristiwa hilangnya Luthu saat di toko jajanan khas Jogja, kemudian ditemukan ternyata sedang makan rumput. Sampai sekarang juga begitu, setelah minum dia mencari rumput lalu dimakannya lagi. Luthu nggak mau makan makanannya seperti biasa,
Si Mbah mendengarkan ceritaku dengan bersemangat lalu menjelaskan “tidak apa-apa sayang, Luthu baru stress, dia jenuh dengan makanan yang biasa dia makan. Akhirnya dia mencari makanan lain seketemunya. Salah satunya itu rumput. Rumput adalah jamu bagi kucing. Manfaatnya bisa buat kebersihan saluran pencernaan di dalam perutnya. Coba nanti kalau mau, Rosa perhatikan kotorannya. Rumput-rumput itu akan keluar bercampur dengan kotorannya.” Aku memperhatikan penjelasan si Mbah dengan serius lalu berteriak “nggak mau, masa Rosa melihat Luthu saat buang kotoran…???!!!”
Tiba-tiba terdengar suara Ayah dan Ibu yang bersamaan “mungkin saat perjalanan Luthu mabuk kali Ros.”
Hahaha… Kami semua langsung tertawa bersama mendengarnya. ^_^



Tidak ada komentar:

Posting Komentar