Senin, 26 Mei 2014

ASAL USUL MANGGA HARUM MANIS



ASAL USUL MANGGA HARUM MANIS

Ani Qudsiy*

Sore itu Lala membawa pulang sekeranjang buah mangga harum manis. Ibu Lala terlihat gembira.
“Malam ini kita akan pesta mangga ya La.”
“Iya Bu.” Jawab Lala.
Makan malam telah tiba. Di atas meja telah siap mangga harum manis hasil kupasan Ibu.
“Lezat sekali.” ungkap Ayah.
Sambil menikmati masakan ibu, ayah bercerita tentang asal usul mangga harum manis yang manis yang harum dan manis.
Konon pada jaman dahulu, ada seorang peri bernama Peri Awan yang menemukan buah tak bernama itu di sungai. Peri Awan yang penasaran akhirnya mengambil buah tak bernama itu. Peri Awan pun bingung bagaimana cara memakan buah tak bernama. Akhirnya, Peri Awan berniat membawa pulang buah tersebut.
Sesampai di istana, para peri-peri langit berkumpul melihat buah yang dibawa temannya. Buah tak bernama itu akhirnya dikupas dan dipotong-potong. Para peri langit bersemangat mencicipi buah itu. Betapa terkejutnya para peri, ternyata buah tersebut terasa sangat asam.
Peri Awan akhirnya melempar buah tak bernama ke luar istana. Betapa terkejutnya, ternyata lemparan sisa buah itu mengenai kepala Peri Mega yang sedang berjalan-jalan mengelilingi istana.
Peri Mega segera mengambil benda yang telah melukai kepalanya. “Waow, buah apa ini ?”
Peri Mega membawa pulang buah tak bernama itu ke istananya. Buah itu diberikan kepada Ibu Peri Mega. Kebetulan sekali Ibu Peri Mega sangat menyayangi tumbuhan. Akhirnya Ibu Peri Mega berniat untuk menanam biji buah tak bernama.
Dengan kekuatan Ibu Peri Mega, biji buah tak bernama tumbuh besar dengan cepat dan berbuah sangat lebat. Ibu Peri Mega tampak takjub melihat pohon buah tak bernama. Sampai akhirnya, kabar pohon buah tak bernama itu terdengar ke seluruh penjuru negeri langit.
Para Awan dan peri-peri langit memutuskan untuk berkunjung ke rumah Peri Mega melihat pohon buah tak bernama.
“Indah sekali.” Bisik para peri.
“Bagaimana kalau pohon buah ini diberi nama.” Usul Peri Awan.
“Itu ide bagus, tapi diberi nama apa ?” Tanya Ibu Peri Mega.
“Bagaimana kalau pohon buah mengga, dalam bahasa Bangsa peri, mengga artinya bulan. Buah ini bulat seperti bulan.” Jelas Peri Awan.
“Iya, setuju, nama itu juga hampir mirip dengan nama Peri Mega pemilik buah ini” Sahut Peri Cahaya.
“Nah, begitulah asalnya nama buah mengga. Kalau manusia menyebutnya buah mangga.” Terang Ayah.
“Teruskan asal usul harum manisnya Yah ?” Tanya Lala dengan penuh penasaran dengan mimik wajah memelas. Biasanya ayah mengucapkan kata bersambung, biar Lala penasaran.
Ayah pun segera melanjutkan ceritanya. Buah mengga terlalu banyak. Para peri langit mencari ide bagaimana cara menjadikan buah mengga manis. Akhirnya, ditemukan ide yaitu menaburkan bubuk madu pada setiap buah mengga. Para peri saling bergotong royong menaburkan bubuk madu pada buah mengga.
Setelah menunggu beberapa minggu, buah mengga sudah tampak ranum dan berbau harum. Para peri bingung, kenapa buah mengga mengeluarkan bau harum dan saling bertanya.
Saat itu, Peri Mega tiba-tiba mengakui perbuatannya. Pada waktu mengambil bubuk madu, ternyata Peri Mega salah ambil bubuk bunga. Al hasil, buah mengga tidak berasa manis saja, tetapi jadi manis dan harum. Para peri tertawa geli setelah mendengar pengakuan dari Peri Mega. Sekarang, nama panjang buah mengga menjadi mengga harum manis.
***
Panen buah mengga harum manis telah tiba. Para peri langit merayakannya dengan sebuah pesta kebun. Para peri tampak sangat bahagia karena bisa menikmati hasil buah mengga harum manis bersama-sama. Negeri langit terdengar sangat riuh dengan tawa kebahagian para peri.
“Sudah selesai. Sekarang Lala cepat tidur, besok kan upacara, harus berangkat lebih awal.” Seru Ibu.
Lala mengangguki perintah Ibu kemudian segera mencuci kaki dan menggosok gigi.
“Jangan lupa berdoa.” Ibu berseru kembali.

1 komentar:

  1. bolavita agen bola dan sabung ayam terbaik indonesia dengan minimal taruhan 50rb

    Boss Juga Bisa Kirim Via :
    Wechat : Bolavita
    WA : +6281377055002
    Line : cs_bolavita
    BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

    BalasHapus